Selasa, 15 November 2011

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN DAN KONTINUITAS PERUSAHAAN

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN DAN KONTINUITAS (USAHA) PEREUSAHAAN

Pertama – tama, kita harus tau apa itu Laporan Keuangan? Tujuan Laporan ini untuk apa? Fungsi dari Laporan ini apa? dan Siapa saja pihak – pihak yang berkepentingan terhadap Laporan ini? Setelah mengetahui arti dari semua itu, kita akan menganalisis tentang Laporan Keuangan Terhadap Kontinuitas (usaha) Perusahaan.

Laporan Keuangan adalah hasil akhir dari proses akutansi yang menyediakan informasi keuangan mengenai suatu perusahaan. Laporan keuangan dari suatu perusahaan (unit usaha) pada umumnya dimaksudkan untuk memberikan informasi yang berhubungan dengan Laporan Rugi Laba, Neraca dan Laporan Sumber dan Penggunaan Dana.

Tujuan Laporan Keuangan itu sendiri untuk memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja keuangan serta kemajuan perusahaan yang telah di capai yang nantinya akan bermanfaat unutk membuat keputusan – keputusan di masa mendatang. Dan Laporan Keuangan itu sendiri berfungsi sebagai alat yang mengkomunikasikan tentang informasi keuangan suatu perusahaan. Dan pihak – pihak yang berkepentingan atas laporan keuangan diantaranya adalah Pemilik Perusahaan, Kreditur, Manajer, Instansi Pemerintah, Internal dan Eksternal auditors, Corporate Employees dan Supplier.

Selanjutnya kontinuitas usaha atau kelangsungan hidup perusahaan merupakan salah satu aspek yang penting untuk diketahui oleh pihak – pihak yang berkepentingan dalam perusahaan. Meramalkan kelangsungan hidup perusahaan penting karena faktanya tidak satupun pihak dalam perusahaan mengharapkan akan terjadinya kebangkrutan atau menutup usaha pada suatu waktu mendatang.

Peramalan kelangsungan hidup suatu perusahaan atau perusahaan tidak bengkrut di masa mendatang penting bagi manajemen dan para investor. Oleh karena itu akan lebih baik apabila ada gejala dan tanda – tanda kebangkrutan itu diketahui lebih awal, sehingga dapat dicarikan jalan keluarnya (seperti penggabungan perusahaan).

Ramalan akan kemungkinan akan terjadinya kebangkrutan suatu perusahaan juga diperlukan oleh Badan Pelaksana Pasar Modal (Bapepam) dan bermanfaat pula bagi akuntan public. Tetapi masing – masing pihak yang terlibat di dunia usaha menafsirkan kebangkrutan dengan berbeda- beda sesuai dengan kepentingannya.

Dimulai dari kata Likuiditas, Likuiditas merupakan proses yang berakhir pada pembubaran perusahaan sebagai suatu organisasi. Likuiditas lebih menekan ke aspek status yuridiksi perusahaan sebagai suatu badan usaha dengan segala hak dan kewajibannya. Selanjutnya yang di maksud bangkrut adalah situasi, kondisi atau keadaan dimana perusahaan mengalami kekurangan dana untuk menjalankan atau melanjutkan usahanya. Istilah bangkrut lebih menitik beratkan pada kegagalan perusahaan dalam mencapai tujuannya. Akibat serius dari kebangkrutan adalah penutupan usaha, pembubaran perusahaan dan likuidasi.

Berbagai faktor yang menyebabkan terjadinya kebangkrutan
Tidak mudah untuk menentukan faktor – faktor penyebab kebangkrutan suatu perusahaan. Karena terkadang kebangkrutan suatu perusahaan merupakan kombinasi dari banyak faktor, intinya sulit untuk menentukan faktor fundamental penyebab kebangkrutan. Tetapi secara garis besar, faktor penyebab kebangkrutan di kelompokan menjadi tiga :
1. System Perekonomian suatu Negara, dimana perusahaan bertempat
2. Faktor – faktor ekstern perusahaan
3. Faktor – faktor intern di dalam perusahaan

Tahap – tahap dan indicator akan terjadinya kebangkrutan.
Sebelum pada akhirnya suatu perusahaan dikatakan bangkrut , biasanya di tandai dengan keadaan yang khususnya berhubungan dengan efektifitas dan efisiensi operasinya. Misalnya volume penjualan yang menurun, cash flow yang negative, dan hutang yang semakin meningkat.

Cara untuk mendeteksi dan meramalkan terjadinya kebangkrutan.
Ada berbagai cara untuk mendeteksi dan meramalkan kemungkinan terjadinya kebangkrutan dan menentukan penyebabnya. Apabila hal ini diketahui jauh hari sebelumnya, maka manajemen akan mempunyai cukup waktu untuk melakukan tindakan – tindakan untuk mencegah perkembangan yang lebih fatal.

Yaitu menggunakan analisis data ekstern dan analisis data trend.
1. Analisis data ekstern
Melalui analisis hubungan ternd dari data ekstern dan kemudian membandingkannya dengan situasi di perusahaan. Biasanya data ekstern yang digunakan ialah data rata – rata industry, data statistic dan indicator ekonomi baik yang diterbitkan oleh instansi pemerintah maupun swasta.
2. Analisis data trend
Analisis terhadap laporan keuangan perusahaan yang mencaakup beberapa periode tahun buku atau analisis trend.

Sebelumnya saya minta maaf, apabila dalam penulisan blog ini data dan info yang saya tuliskan kurang mendetails.
Semoga blog ini bisa memberikan manfaat bagi yang membaca.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar